Rabu, 24 Januari 2018

makalah bisnis sayuran hidroponik

MAKALAH
BISNIS SAYURAN HIDROPONIK

Oleh:
Nama : Ach Rofiqi
NIM       :17542110006

Dosen Pengampu:
Mahrus Ali,STP.,M.Agr.

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
TAHUN 2018





KATA PENGANTAR


Segala puji syukur kehadiran Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah memberi rahmat serta hidayahnya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ PENGANTAR BISNIS ” Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhuwah.
Makalah ini saya buat atas  tugas dari bapak dosen kami yaitu Mahrus Ali,STP.,M.Agr. Selaku dosen kami di mata kuliah Pengantar Bisnis.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu,  Saya terbuka akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya  sendiri dan para pembaca.











                                                               

                                                        Penulis ,
                                

SURABAYA, 17 JANUARI 2018











 BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang


 Sayuran hidroponik adalah sayuran yang ditanam tanpa menggunakan media tanam dari tanah melainkan menggunakan media tanam air yang mengandung campuran hara. Sayuran hidroponik dibudidayakan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sayuran dengan kualitas tinggi secara kontinyu. Lahan pertanian di Indonesia mengalami penurunan sejak Tahun 2012 – 2013 sebesar 11,37% dan telah mengalami penurunan tingkat kesuburan tanah sejak 30 tahun lalu (Kementrian Pertanian, 2014). Oleh karena itu, sayuran hidroponik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

 Hidroponik Agrofarm Bandungan merupakan salah satu produsen sayuran hidroponik terbesar di Kabupaten Semarang. Hidroponik Agrofarm Bandungan menjual beberapa jenis sayuran hidroponik. Jenis-jenis sayuran hidroponik yang dijual oleh Hidroponik Agrofarm Bandungan, antara lain hidroponik Pak Coy, Caisim, Kangkung, Bayam Hijau, Bayam Merah, Sawi Putih, Selada Lolorosa, Selada Locarno, Romaine, Kristine, Butterhead, Oakleaf, Ava, Mia, Daun Mint, dan Arugula. Pemilihan Hidroponik Agrofarm Bandungan sebagai tempat penelitian karena merupakan perusahaan hidroponik yang pertama kali berdiri di Bandungan. Pemasaran komoditasnya telah masuk hampir ke seluruh swalayan di Kota Semarang antara lain, Giant, Good Fellas, Gelael, dan omset yang didapatkan perbulan mencapai Rp 25.000.000,00, serta perkiraan konsumen dalam sebulan melebihi 200 orang. Kota Semarang merupakan peringkat 4 jumlah penduduk terbanyak di Jawa Tengah, yaitu 1.612.803 jiwa (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2013) sehingga potensi konsumen yang mengkonsumsi sayuran hidroponik besar dan cocok untuk dijadikan tempat penelitian.

Konsumen akan memilih sayuran yang dapat memenuhi kebutuhan dan juga memuaskan baik dari segi fisik maupun kandungan gizinya. Oleh karena itu, konsumen akan memperhatikan atribut-atribut atau petunjuk kualitas dalam membeli sayuran, khususnya sayuran hidroponik. Informasi pasar mengenai preferensi konsumen diperlukan untuk mengetahui keinginan konsumen.

Preferensi konsumen merupakan tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk tertentu dibandingkan produk lain. Pengaruh preferensi terhadap pembelian sayuran hidroponik berbeda-beda tiap konsumen. Pengetahuan tentang preferensi konsumen dapat menguntungkan pihak pelaku agribisnis karena dapat lebih mudah menyediakan apa keinginan dan kebutuhan konsumen. Penentuan preferensi konsumen dapat dilakukan menggunakan analisis Konjoin. Analisis Konjoin adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis preferensi suatu produk dan syarat atribut yang melengkapinya (Agustinus, 2012). Oleh karena itu, penelitian tentang hal ini penting untuk dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana preferensi (tingkat kesukaan) konsumen terhadap sayuran hidroponik di Hidroponik Agrofarm Bandungan?
2. Jenis sayuran hidroponik apakah yang paling disukai konsumen sayuran hidroponik Agrofarm Bandungan?

1.3. Tujuan dan Manfaat

 Tujuannya ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana preferensi (tingkat kesukaan) konsumen terhadap sayuran hidroponik di Hidroponik Agrofarm Bandungan dan mengkaji jenis sayuran hidroponik yang sering dikonsumsi konsumen Hidroponik Agrofarm Bandungan.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.        Hidroponik Tanaman Sayuran

 Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Dalam praktek sekarang ini, hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanama .
 Tanaman yang ditanam secara hidroponik lebih sehat karena tanaman tersebut menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan sedikit energi dalam mencari air dan nutrisi. Sebagai hasilnya, produksi tanaman secara hidroponik umumnya lebih lebar, renyah dan lebih bernutrisi daripada produksi tanaman menggunakan tanah. Oleh karena itu, untuk pengganti fisik tanah biasanya digunakan media steril seperti pasir, batu kerikil, batu apung, cocofiber (sabut kelapa), atau rockwool (atau kombinasi setiap media tersebut).
 Dengan menjaga kondisi pertumbuhan tanaman yang ditanam, diharapkan akan mendapat hasil panen yang lebih besar, pertumbuhan yang lebih cepat, dan yang paling penting adalah kualitas produksi yang lebih baik. Apabila kelembaban terlalu tinggi, tanaman akan terkena jamur ataupun membusuk. Dengan hidroponik pada daerah yang tertutup akan mendapati masalah akan kelembaban yang sangat rendah. Oleh karena itu, temperatur dan intensitas cahaya harus diturunkan agar tanaman tidak mengalami dehidrasi. Pada umumnya kelembaban sekitar 60 - 70 % adalah yang paling baik untuk tanaman pangan. Udara atmosfer yang terlalu kering akan menyebabkan transpirasi air yang berlebihan dan menimbulkan konsentrasi nutrisi yang pekat.
 Intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan melalui proses fotosintesis, pembukaan stomata dan sintesis klorofil, sedangkan pengaruhnya terhadap pembesaran dan differensiasi sel terlihat pada pertumbuhan tinggi tanaman dan ukuran serta struktur daun dan batang.
Air berperan sebagai pembawa unsur-unsur hara dan mineral. Kadar air menggambarkan kandungan air pada bagian atau keseluruhan bagian tanaman. Kadar air diperoleh dari selisih bobot basah dan bobot kering dari tanaman. Tanaman sayur yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik biasanya memiliki kandungan air yang lebih tinggi dibanding pada pertanaman di lahan. Kandungan air ini pun akan mempengaruhi kerenyahan dan waktu simpan komoditas. Semakin tinggi kadar air pada suatu komoditas maka tanaman akan semakin renyah namun mudah pula terjadi kerusakan pada bagian tanaman.
Nilai pH dalam sistem hidroponik penting untuk mengendalikan ketersediaan garam mineral. Pada larutan nutrisi secara umum terjadi peningkatan pH pada berbagai konsentrasi larutan. Begitu juga dengan nilai EC yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik. Penurunan nilai EC yang terjadi pada larutan hara dikarenakan akar tanaman mengabsorbsi berbagai ion-ion hara vang terdapat didalam larutan. Konsentrasi larutan hara cenderung semakin menurun dengan bertambahnya umur tanaman karena terjadinya penyerapan unsur hara. Dan peningkatan nilai EC terjadi karena adanya sejumlah ion-ion tertentu di dalam larutan dan proses evapotranspirasi.
Kekurangan utama dari metode hidroponik adalah biaya awal modal yang tinggi, penyakit seperti Fusarium dan Verticullum yang tersebar dengan cepat melalui jaringan, dan menghadapi masalah nutrisi kompleks. Namun, semua permasalah tersebut dapat diatasi. Biaya modal dansistem operasi yang kompleks dapat diganti dengan metode hidroponik baru yang lebih sederhana, seperti dengan metode Nutrient Film Technique (NFT). Dan masalah penyakit diatas sudah dapat diatasi dengan varietas yang tahan akan penyakit tersebut. Namun secara keseluruhan, dari kekurangan hidroponik tersebut terdapat kelebihannya. Kelebihan utama dari metode hidroponik ini adalah pengaturan nutrisi yang efisien, dapat bercocok tanam meskipun ditanah yang tandus, penggunaan air dan pupuk yang lebih efisien, sterilisasi media yang mudah dan murah, tanaman yang ditanam lebih padat sehingga menaikkan nilai hasil panen per hektarnya.
2.        Sawi (Brassica juncea)
Di antara tanaman sayur-sayuran dataran rendah yang layak dibudidayakan adalah sawi (Brassica juncea). Karena sawi sangat mudah dikembangkan dan banyak disukai. Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi bukan tanaman asli Indonesia, namun secara agroklimat, Indonesia cocok untuk pengembangan tanaman sawi. Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin. Sehingga dapat diusahakan dari dataran  rendah hingga dataran tinggi.
Sawi merupakan tanaman yang toleran terhadap sebagian besar kondisi lahan, termasuk pH. Biasanya tumbuh pada ketinggian 1500m dapat bertahan pada musim penghujan yang tinggi namun tetap membutuhkan sinar matahari untuk pengembangan yang optimal. Tanaman sawi dapat tumbuh baik pada suhu optimum sekitar 15-20oC.
3.        Nutrisi Hidroponik
Tanaman membutuhkan 13 unsur penting untuk pertumbuhannya. Disamping ke 13 nutrisi ini ada pula pemanfaatan karbon, hidrogen dan oksigen yang berasal dari air dan atmosfer. Ke 13 unsur penting ini dikelompokkan menjadi dua bagian : (1) yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar, dikenal dengan unsur makro ; dan (2) yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, yang dikenal dengan unsure mikro. Unsur makro yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S). Unsur mikro yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (B), Zinc (Zn), Molybdenum (Mo) dan Klor (Cl). Tanaman tidak dapat tumbuh baik tanpa salah satu dari unsur penting tersebut, karenanya disebut penting. Sebagai penanam, ke 13 unsur penting tersebut harus disediakan. Dalam hidroponik dikenal sebagai larutan nutrisi.
Pemberian nutrisi dengan konsentrasi yang tepat sangatlah penting pada hidroponik kultur air, karena media nutrisi cair merupakan satu-satunya sumber hara bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsure hara berbedabeda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Moerhasrianto, 2011).
4.        Nutrisi AB Mix
Perlakuan dengan menggunakan pupuk AB mix memberikan hasil produksi dan kualitas tanaman lebih tinggi. Ditinjau dari segi biaya, pupuk AB mix memiliki harga yang relatif lebih mahal karena pemakaian dan pembelian pupuk AB mix harus satu paket (Nugraha, 2014).
Nutrisi dari kedua larutan stok ditambahkan ke dalam tangki dengan diisi air hingga 5 inchi dari penutup tangki. Pada Chem-Gro, formulasi nutrisi hidroponik tanaman selada yaitu 8-15-36 + unsur hara mikro dan Magnesium sulfat serta Kalsium nitrat digunakan untuk menyiapkan 2 larutan stok. Formulasi nutrisi yang lain dapat juga digunakan, namun larutan stok harus disiapkan juga berdasarkan instruksi pabrik. Penanam juga dapat membuat larutannya sendiri (Kratky, 2010).
 Menurut Nugraha (2014) perlakuan dengan menggunakan pupuk AB mix memiliki pertumbuhan vegetatif dan hasil panen terbaik pada tanaman bayam, pakchoy dan selada Kandungan pupuk AB mix diduga memiliki komposisi seimbang yang dibutuhkan oleh tanaman. Komposisi hara seimbang yang dimaksud adalah kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman telah terkandung di dalam larutan hara AB mix dan nutrisi yang diperoleh tanaman dari larutan hara AB mix telah memenuhi kebutuhan tanaman.
5.        Nutrisi Racikan
 Ada beberapa ratus rumus komposisi mineral pupuk yang berbeda-beda yang bisa dipakai untuk menyiram tanaman hidroponik. Tapi dari banyak rumus itu, bisa dipastikan yang terpenting adalah unsur-unsur garam tanah. Dari sini dapat menyusun rumus campuran sendiri , yang sebanding atau yang mencukupi kebutuhan tanaman tersebut. Hal ini bermanfaat juga, misalnya bila kita mesti menghemat atau menekan biaya, kita harus bisa menemukan bahan yang murah tapi fungsinya tetap seperti yang kita harapkan (Lingga, 1999).
Inti dari nutrisi tumbuhan adalah kadar molaritas dari masing-masing komponen, sesuai dengan molaritas, maka volume larutan sangat memainkan penting, mengingat dalam NFT, volume larutan yang terserap oleh akar tumbuhan senantiasa terjadi setiap saat. Dengan demikian kadar nutrisi dapat ditentukan melalui volume, dalam desain plant yang dikembangkan volume merupakan parameter kontrol (Suprijadi dkk, 2009).




















BAB III

PEMBAHASAN


1.1    Analisis Pasar

Produk sayuran hidroponik yang dihasilkan berupa :
sayuran segar

Rencana Usaha budidaya sayuran hidroponik memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani sayuran hidroponik memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi sayuran hidroponik dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1.      Permintaan sayuran hidroponik di daerah Bandung dan sekitarnya          mencapai 7 -10 ton /hari. Adapun produksi sayuran hidroponik baru mencapai 2,5 – 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 – 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana sayuran hidroponik ini.
2.      Pasar sayuran hidroponik saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi sayuran dalam skala besar.
3.      Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi sayuran untuk tujuan kesehatan.
4.      sayuran saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
5.      Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen sayuran sehingga kebutuhan akan sayur hidroponik masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan sayuran hidroponik
masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan sayurannya cukup tinggi ‘suppliers’ sayuran masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
Rencananya, pada tahun-tahun awal, pemasaran produk  difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional market’,  dan ‘house need’.
Produk sayuran hidroponik segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1.      Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah Indramayu dan sekitarnya maupun luar Indramayu.
2.      Pasar Tradisional Indramayu dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar  baru atas produk sayuran hidroponik ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam makalah  ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
3.      Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai..   

1.2. Aspek pemasaran

1)      Segmen pasar
Target konsumen adalah masyarakat di daerah sekitar dari semua golongan baik usia muda maupun tua.

2)      Strategi pemasaran
Dalam penjualan dan pemasaran produk ini,ada beberapa setrategi yang di gunakan yaitu:
·         Menetapkan harga yang relatif murah agar semua masyarakat dapat menjangkau harganya.
·         Tempat penjualan yang strategis
·         Melakukan pelayanan yang terbaik yaitu dengan menerapkan pelayanan prima,sopan dan ramah
·         Memenuhi kepuasan dan permintaan konsumen

3)      Promosi
·         Dengan memasang papan nama di tempat usaha.
·         Dari mulut ke mulut yang dilakukan konsumen yang pernahmembeli.

4)      Sistem penjualan/distribusi
            Sistem penjualan yang di gunakan dalam penjualan ini adalah langsung,         
            tanpa perantara

1.3. Preferensi Konsumen
 Konsumen dalam menentukan pembelian menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhannya. Penentuan pembelian terkadang dipengaruhi oleh tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk. Preferensi merupakan indikator suka atau tidak sukanya konsumen terhadap produk yang dikonsumsi .Preferensi produk pangan memiliki sifat plastis, yaitu mudah dibentuk yang sering terjadi pada usia muda dan menjadi permanen apabila seseorang sudah memiliki gaya hidup yang lebih kuat.
Preferensi identik dengan pemilihan suatu produk yang disukai konsumen. Namun, pada dasarnya preferensi dan konsep pemilihan memiliki kecenderungan yang berbeda dimana preferensi menyatakan keadaan pikiran sedangkan konsep pemilihan adalah sebuah perlakuan atau aksi.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi, antara lain: keistimewaan bahan produksi yang dapat dilihat dari bentuk, ukuran, rasa, warna, konsistensi, kemasan, merek, informasi yang terkandung dalam produk, dan undang-undang yang diperoleh perusahaan untuk mengeluarkan produk.
Penentuan preferensi konsumen dapat dilakukan menggunakan analisis Konjoin. Analisis Konjoin adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis preferensi suatu produk dan syarat atribut yang melengkapinya. Analisis Konjoin kemungkinan merupakan salah satu analisis yang berkembang sangat signifikan dan paling sering digunakan dalam riset pemasaran.
 1.4. Perilaku Konsumen
 Perilaku konsumen menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh suatu produk sehingga produsen harus dapat memahami perilaku konsumen agar dapat memahami apa yang diinginkan oleh konsumen.
 1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Konsumen menentukan pilihannya terhadap suatu produk didasari oleh faktor-faktor yang mendukung konsumen membeli produk tersebut. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain, keluarga, jenis kelamin, usia, pendapatan dan kelas sosial, budaya, dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.Keluarga
Kebutuhan dan pengeluaran sebuah keluarga dipengaruhi oleh jumlah orang yang tinggal bersama, umur masing-masing orang dalam keluarga, dan berapa orang yang bekerja dalam satu keluarga, semakin banyak jumlah anggota keluarga pengeluaran konsumsi semakin banyak.
2.Kelas Sosial
Ada beberapa faktor yang menentukan kelas sosial seseorang, antara lain: tempat tinggal, kepunyaan, latar belakang keluarga, interaksi sosial, warisan, dan status .


3.Usia
Kebutuhan dan kepentingan konsumen berubah seiring bertambahnya usia, semakin bertambah usia seseorang maka konsumen semakin loyal dan berhati-hati dalam memilih suatu .
4.Jenis Kelamin
Era 60 tahun yang lalu pria memegang peranan penting dalam  keluarga. Pria dipandang sebagai sosok yang tegas, kuat dan sebagai pencari nafkah, namun di era modern telah ada kesetaraan gender yang membuat kedudukan pria maupun wanita sama. Pada era modern lebih dari 80% pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk rumah tangga didominasi oleh wanita karena wanita merupakan pelaku utama dalam pengambilan .
5.Sosial Budaya
Budaya dapat mempengaruhi cara pandang seseorang karena tersusun dari kepercayaan dan nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman seorang konsumen menentukan pilihan. Budaya merupakan keseluruhan keyakinan, nilai, dan tradisi yang mengarahkan perilaku konsumen dari anggota masyarakat tertentu.
6.Gaya Hidup
Gaya hidup mengarah kepada pola konsumsi konsumen bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uangnya, tetapi dapat juga diartikan sebagai attitude dan nilai yang melekat pada pola perilaku konsumen. Psikografik merupakan ukuran kuantitatif gaya hidup yang mengelompokkan konsumen kedalam berbagai gaya hidup, karakteristik tersebut sangat berperan penting dalam segmentasi pasar dan penentuan sasaran konsumen.
7.Pengaruh Internal
Prngaruh internal pada perilaku konsumen antara lain: motivasi, persepsi, atittude, pengetahuan dan memori. Motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk membeli produk.Persepsi merupakan tanggapan seseorang terhadap sebuah produk yang mempengaruhi perilaku konsumsi.
Attitude merupakan salah satu contoh yang memiliki 3 komponen yaitu, kognitif (apa yang dipikirkan), afektif (apa yang dirasakan), dan konatif (apa yang dilakukan) konsumen terhadap suatu produk. Pengetahuan dan memori merupakan informasi detail tentang suatu produk diperlukan dalam penjualan karena konsumen cenderung membeli suatu produk berdasarkan informasi yang ada diingatannya.
BAB IV
PENUTUP

A.      KESIMPULAN

             Taman hidroponik merupakan metode penanaman tumbuhan dengan cara memanfaatkan air sebagai media tanamnya yang diperkaya dengan bagai nutrisi, dengan  metode ini maka akan mempermudah mengendalikan hama dan pencahayaan. usaha tanaman hidroponik menjadi suatu pilihan bisnis pertanian modern dengan lahan sempit yang menjanjikan.

 mulai menjalankan bisnis tanaman hidroponik

Ketika menjalankan bisnis tanaman hidroponik memang dapat dimulai dengan langkah mudah dan gampang. Dalam menjalankan bisnis tanaman hidroponik bisa dijalankan dalam kebutuhan modal kecil yang mana berkesinambungan usaha tanaman hidroponik bisa dilakukan dengan segala rumahan menggunakan modal yang tidak besar.

Pelaku usaha tanaman bisnis hidroponik

Usaha tanaman hidroponik ini bisa dan cocok dijalankan oleh semua orang yang ingin menginginkan usaha pertanian modern menguntungkan tersebut. bagi siapa saja ingin menjalankan bisnis tanaman hidroponik sangat mudah proses produksi tanaman hidroponik mudah juga laba menguntungkan

Konsumen tanaman hidroponik

Konsumen tanaman hidroponik  memang tidak sulit,dengan banyak kelebihan  hasil sayur dan buah dari pertanian hidroponik bisa d jual untuk kebutuhan rumah tangga,restoran,rumah makan atau pasokan ke supermarket atau pasar.

Lokasi pas untuk bertanam sayuran hidroponik

Dalam menjalankan usaha hidroponik bisa di lakukan di halaman rumah atau di pekarangan rumah.

Strategi promosi sayuran hidroponik

Pemasaran usaha sayuran hidroponik bisa di lakukan dengan membuat tanaman hidroponik yang terjamin mutunya.usaha ini dapat di jalankan dengan memasarkan ke tetangga,teman,sahabat,saudara dan lain-lain.

Kekurangan usaha tanaman tanaman hidroponik

Segi kekurangan bisnis tanaman hidroponik ialah memiki tingkat pesaingan yang tinggi dan ketat.sehingga dalam berjualan tanaman hidroponik dapat di minimalisir dengan membuat tanaman hidroponik dengan hias yang berbeda dan terjamin kesegarannya dalam memenangkan persaingan.








































BAB V

DAFTAR PUSTAKA


Porter, M.E.,  alih bahasa maulana, A., 1993. Strategi Bersaing. Terjemahan   dari  competitive  strategy.  Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Penerbit  Erlangga, jakarta.
Rosliani, R dan N.Sumarni. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran Dengan Teknik Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian Dan Pengembangan Holtikultura Badan  Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.27 hlm.

Untung, O. 2004. Hidroponik Sayuran Sistem NFT . Penebar Swadaya. Jakarta.96 hlm