MAKALAH
BISNIS SAYURAN
HIDROPONIK
Oleh:
Nama : Ach Rofiqi
NIM :17542110006
Dosen Pengampu:
Mahrus Ali,STP.,M.Agr.
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS
MERDEKA SURABAYA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadiran Allah yang Maha
pengasih lagi Maha penyayang, yang telah memberi rahmat serta hidayahnya kepada
kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ PENGANTAR BISNIS ” Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhuwah.
Makalah ini saya buat atas tugas dari bapak dosen kami yaitu
Mahrus Ali,STP.,M.Agr. Selaku dosen kami di mata
kuliah Pengantar Bisnis.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, Saya terbuka akan
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri dan para
pembaca.
Penulis ,
SURABAYA, 17 JANUARI 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sayuran hidroponik adalah sayuran yang ditanam
tanpa menggunakan media tanam dari tanah melainkan menggunakan media tanam air
yang mengandung campuran hara. Sayuran hidroponik dibudidayakan di Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan sayuran dengan kualitas tinggi secara kontinyu. Lahan
pertanian di Indonesia mengalami penurunan sejak Tahun 2012 – 2013 sebesar
11,37% dan telah mengalami penurunan tingkat kesuburan tanah sejak 30 tahun
lalu (Kementrian Pertanian, 2014). Oleh karena itu, sayuran hidroponik
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Hidroponik Agrofarm Bandungan merupakan salah
satu produsen sayuran hidroponik terbesar di Kabupaten Semarang. Hidroponik
Agrofarm Bandungan menjual beberapa jenis sayuran hidroponik. Jenis-jenis
sayuran hidroponik yang dijual oleh Hidroponik Agrofarm Bandungan, antara lain
hidroponik Pak Coy, Caisim, Kangkung, Bayam Hijau, Bayam Merah, Sawi Putih,
Selada Lolorosa, Selada Locarno, Romaine, Kristine, Butterhead, Oakleaf, Ava,
Mia, Daun Mint, dan Arugula. Pemilihan Hidroponik Agrofarm Bandungan sebagai
tempat penelitian karena merupakan perusahaan hidroponik yang pertama kali
berdiri di Bandungan. Pemasaran komoditasnya telah masuk hampir ke seluruh
swalayan di Kota Semarang antara lain, Giant, Good Fellas, Gelael, dan omset
yang didapatkan perbulan mencapai Rp 25.000.000,00, serta perkiraan konsumen
dalam sebulan melebihi 200 orang. Kota Semarang merupakan peringkat 4 jumlah
penduduk terbanyak di Jawa Tengah, yaitu 1.612.803 jiwa (Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah, 2013) sehingga potensi konsumen yang mengkonsumsi sayuran
hidroponik besar dan cocok untuk dijadikan tempat penelitian.
Konsumen akan memilih sayuran yang dapat
memenuhi kebutuhan dan juga memuaskan baik dari segi fisik maupun kandungan
gizinya. Oleh karena itu, konsumen akan memperhatikan atribut-atribut atau
petunjuk kualitas dalam membeli sayuran, khususnya sayuran hidroponik.
Informasi pasar mengenai preferensi konsumen diperlukan untuk mengetahui
keinginan konsumen.
Preferensi konsumen merupakan tingkat
kesukaan konsumen terhadap suatu produk tertentu dibandingkan produk lain.
Pengaruh preferensi terhadap pembelian sayuran hidroponik berbeda-beda tiap
konsumen. Pengetahuan tentang preferensi konsumen dapat menguntungkan pihak
pelaku agribisnis karena dapat lebih mudah menyediakan apa keinginan dan
kebutuhan konsumen. Penentuan preferensi konsumen dapat dilakukan menggunakan
analisis Konjoin. Analisis Konjoin adalah analisis yang digunakan untuk
menganalisis preferensi suatu produk dan syarat atribut yang melengkapinya
(Agustinus, 2012). Oleh karena itu, penelitian tentang hal ini penting untuk
dilakukan.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana preferensi (tingkat
kesukaan) konsumen terhadap sayuran hidroponik di Hidroponik Agrofarm
Bandungan?
2. Jenis sayuran
hidroponik apakah yang paling disukai konsumen sayuran hidroponik Agrofarm
Bandungan?
1.3. Tujuan dan
Manfaat
Tujuannya
ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana preferensi (tingkat kesukaan)
konsumen terhadap sayuran hidroponik di Hidroponik Agrofarm Bandungan dan
mengkaji jenis sayuran hidroponik yang sering dikonsumsi konsumen Hidroponik
Agrofarm Bandungan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Hidroponik
Tanaman Sayuran
Kultur hidroponik adalah metode penanaman
tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik
berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Dalam praktek
sekarang ini, hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh lain yang
bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanama .
Tanaman yang ditanam secara hidroponik lebih
sehat karena tanaman tersebut menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut
lebih sehat karena menghabiskan sedikit energi dalam mencari air dan nutrisi.
Sebagai hasilnya, produksi tanaman secara hidroponik umumnya lebih lebar,
renyah dan lebih bernutrisi daripada produksi tanaman menggunakan tanah. Oleh
karena itu, untuk pengganti fisik tanah biasanya digunakan media steril seperti
pasir, batu kerikil, batu apung, cocofiber (sabut kelapa), atau rockwool (atau
kombinasi setiap media tersebut).
Dengan menjaga kondisi pertumbuhan tanaman
yang ditanam, diharapkan akan mendapat hasil panen yang lebih besar,
pertumbuhan yang lebih cepat, dan yang paling penting adalah kualitas produksi
yang lebih baik. Apabila kelembaban terlalu tinggi, tanaman akan terkena jamur
ataupun membusuk. Dengan hidroponik pada daerah yang tertutup akan mendapati
masalah akan kelembaban yang sangat rendah. Oleh karena itu, temperatur dan
intensitas cahaya harus diturunkan agar tanaman tidak mengalami dehidrasi. Pada
umumnya kelembaban sekitar 60 - 70 % adalah yang paling baik untuk tanaman
pangan. Udara atmosfer yang terlalu kering akan menyebabkan transpirasi air
yang berlebihan dan menimbulkan konsentrasi nutrisi yang pekat.
Intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan
melalui proses fotosintesis, pembukaan stomata dan sintesis klorofil, sedangkan
pengaruhnya terhadap pembesaran dan differensiasi sel terlihat pada pertumbuhan
tinggi tanaman dan ukuran serta struktur daun dan batang.
Air berperan sebagai
pembawa unsur-unsur hara dan mineral. Kadar air menggambarkan kandungan air
pada bagian atau keseluruhan bagian tanaman. Kadar air diperoleh dari selisih
bobot basah dan bobot kering dari tanaman. Tanaman sayur yang dibudidayakan
dengan sistem hidroponik biasanya memiliki kandungan air yang lebih tinggi
dibanding pada pertanaman di lahan. Kandungan air ini pun akan mempengaruhi
kerenyahan dan waktu simpan komoditas. Semakin tinggi kadar air pada suatu
komoditas maka tanaman akan semakin renyah namun mudah pula terjadi kerusakan
pada bagian tanaman.
Nilai pH dalam sistem
hidroponik penting untuk mengendalikan ketersediaan garam mineral. Pada larutan
nutrisi secara umum terjadi peningkatan pH pada berbagai konsentrasi larutan.
Begitu juga dengan nilai EC yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk
menghantarkan listrik. Penurunan nilai EC yang terjadi pada larutan hara
dikarenakan akar tanaman mengabsorbsi berbagai ion-ion hara vang terdapat
didalam larutan. Konsentrasi larutan hara cenderung semakin menurun dengan
bertambahnya umur tanaman karena terjadinya penyerapan unsur hara. Dan
peningkatan nilai EC terjadi karena adanya sejumlah ion-ion tertentu di dalam
larutan dan proses evapotranspirasi.
Kekurangan utama dari
metode hidroponik adalah biaya awal modal yang tinggi, penyakit seperti
Fusarium dan Verticullum yang tersebar dengan cepat melalui jaringan, dan
menghadapi masalah nutrisi kompleks. Namun, semua permasalah tersebut dapat
diatasi. Biaya modal dansistem operasi yang kompleks dapat diganti dengan
metode hidroponik baru yang lebih sederhana, seperti dengan metode Nutrient
Film Technique (NFT). Dan masalah penyakit diatas sudah dapat diatasi dengan
varietas yang tahan akan penyakit tersebut. Namun secara keseluruhan, dari
kekurangan hidroponik tersebut terdapat kelebihannya. Kelebihan utama dari
metode hidroponik ini adalah pengaturan nutrisi yang efisien, dapat bercocok
tanam meskipun ditanah yang tandus, penggunaan air dan pupuk yang lebih
efisien, sterilisasi media yang mudah dan murah, tanaman yang ditanam lebih
padat sehingga menaikkan nilai hasil panen per hektarnya.
2.
Sawi
(Brassica juncea)
Di antara tanaman
sayur-sayuran dataran rendah yang layak dibudidayakan adalah sawi (Brassica
juncea). Karena sawi sangat mudah dikembangkan dan banyak disukai. Secara umum
tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak
berkrop. Sawi bukan tanaman asli Indonesia, namun secara agroklimat, Indonesia
cocok untuk pengembangan tanaman sawi. Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat
yang berhawa panas maupun berhawa dingin. Sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah
hingga dataran tinggi.
Sawi merupakan tanaman
yang toleran terhadap sebagian besar kondisi lahan, termasuk pH. Biasanya
tumbuh pada ketinggian 1500m dapat bertahan pada musim penghujan yang tinggi
namun tetap membutuhkan sinar matahari untuk pengembangan yang optimal. Tanaman
sawi dapat tumbuh baik pada suhu optimum sekitar 15-20oC.
3.
Nutrisi
Hidroponik
Tanaman membutuhkan 13
unsur penting untuk pertumbuhannya. Disamping ke 13 nutrisi ini ada pula
pemanfaatan karbon, hidrogen dan oksigen yang berasal dari air dan atmosfer. Ke
13 unsur penting ini dikelompokkan menjadi dua bagian : (1) yang dibutuhkan
dalam jumlah yang relatif besar, dikenal dengan unsur makro ; dan (2) yang
dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, yang dikenal dengan unsure mikro.
Unsur makro yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg) dan Sulfur (S). Unsur mikro yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Boron (B), Zinc (Zn), Molybdenum (Mo) dan Klor (Cl). Tanaman tidak dapat tumbuh
baik tanpa salah satu dari unsur penting tersebut, karenanya disebut penting.
Sebagai penanam, ke 13 unsur penting tersebut harus disediakan. Dalam
hidroponik dikenal sebagai larutan nutrisi.
Pemberian nutrisi
dengan konsentrasi yang tepat sangatlah penting pada hidroponik kultur air,
karena media nutrisi cair merupakan satu-satunya sumber hara bagi tanaman.
Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan
relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur
hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur
Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsure hara berbedabeda
menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Moerhasrianto, 2011).
4.
Nutrisi
AB Mix
Perlakuan dengan
menggunakan pupuk AB mix memberikan hasil produksi dan kualitas tanaman lebih
tinggi. Ditinjau dari segi biaya, pupuk AB mix memiliki harga yang relatif
lebih mahal karena pemakaian dan pembelian pupuk AB mix harus satu paket
(Nugraha, 2014).
Nutrisi dari kedua
larutan stok ditambahkan ke dalam tangki dengan diisi air hingga 5 inchi dari
penutup tangki. Pada Chem-Gro, formulasi nutrisi hidroponik tanaman selada
yaitu 8-15-36 + unsur hara mikro dan Magnesium sulfat serta Kalsium nitrat
digunakan untuk menyiapkan 2 larutan stok. Formulasi nutrisi yang lain dapat
juga digunakan, namun larutan stok harus disiapkan juga berdasarkan instruksi
pabrik. Penanam juga dapat membuat larutannya sendiri (Kratky, 2010).
Menurut Nugraha (2014) perlakuan dengan
menggunakan pupuk AB mix memiliki pertumbuhan vegetatif dan hasil panen terbaik
pada tanaman bayam, pakchoy dan selada Kandungan pupuk AB mix diduga memiliki
komposisi seimbang yang dibutuhkan oleh tanaman. Komposisi hara seimbang yang
dimaksud adalah kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman
telah terkandung di dalam larutan hara AB mix dan nutrisi yang diperoleh
tanaman dari larutan hara AB mix telah memenuhi kebutuhan tanaman.
5.
Nutrisi
Racikan
Ada beberapa ratus rumus komposisi mineral
pupuk yang berbeda-beda yang bisa dipakai untuk menyiram tanaman hidroponik.
Tapi dari banyak rumus itu, bisa dipastikan yang terpenting adalah unsur-unsur
garam tanah. Dari sini dapat menyusun rumus campuran sendiri , yang sebanding
atau yang mencukupi kebutuhan tanaman tersebut. Hal ini bermanfaat juga,
misalnya bila kita mesti menghemat atau menekan biaya, kita harus bisa
menemukan bahan yang murah tapi fungsinya tetap seperti yang kita harapkan
(Lingga, 1999).
Inti dari nutrisi
tumbuhan adalah kadar molaritas dari masing-masing komponen, sesuai dengan
molaritas, maka volume larutan sangat memainkan penting, mengingat dalam NFT,
volume larutan yang terserap oleh akar tumbuhan senantiasa terjadi setiap saat.
Dengan demikian kadar nutrisi dapat ditentukan melalui volume, dalam desain
plant yang dikembangkan volume merupakan parameter kontrol (Suprijadi dkk,
2009).
BAB III
PEMBAHASAN
1.1
Analisis Pasar
Produk sayuran hidroponik yang
dihasilkan berupa :
sayuran segar
Rencana Usaha budidaya
sayuran hidroponik memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani sayuran
hidroponik memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi
sayuran hidroponik dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan
dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan
sebagai berikut:
1. Permintaan sayuran hidroponik di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 -10 ton /hari. Adapun
produksi sayuran hidroponik baru mencapai 2,5 – 3 ton /hari. Ini berarti
terdapat gap sebesar 4 – 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana
sayuran hidroponik ini.
2. Pasar sayuran hidroponik saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI
Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi sayuran dalam skala besar.
3. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi sayuran untuk tujuan
kesehatan.
4. sayuran saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya
pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
5. Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen sayuran sehingga kebutuhan akan
sayur hidroponik masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada
pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara
itu kecenderungan pasar akan sayuran hidroponik
masih tergolongkan pada
secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen
hotel dan restoran yang kebutuhan akan sayurannya cukup tinggi ‘suppliers’
sayuran masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan
dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan
akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis
pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
Rencananya, pada tahun-tahun awal,
pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional
market’, dan ‘house need’.
Produk
sayuran hidroponik segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke
berbagai wilayah Indramayu dan sekitarnya maupun luar Indramayu.
2. Pasar Tradisional
Indramayu dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti
pasar baru atas produk sayuran hidroponik ini sangat tinggi sehingga untuk skala
produksi yang direncanakan dalam makalah
ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan
dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana
dan prasarana telah memadai..
1.2. Aspek pemasaran
1)
Segmen pasar
Target konsumen adalah masyarakat di daerah
sekitar dari semua golongan baik usia muda maupun tua.
2)
Strategi pemasaran
Dalam penjualan dan pemasaran produk ini,ada
beberapa setrategi yang di gunakan yaitu:
·
Menetapkan
harga yang relatif murah agar semua masyarakat dapat menjangkau harganya.
·
Tempat
penjualan yang strategis
·
Melakukan
pelayanan yang terbaik yaitu dengan menerapkan pelayanan prima,sopan dan ramah
·
Memenuhi
kepuasan dan permintaan konsumen
3)
Promosi
·
Dengan
memasang papan nama di tempat usaha.
·
Dari
mulut ke mulut yang dilakukan konsumen yang pernahmembeli.
4)
Sistem penjualan/distribusi
Sistem penjualan yang di gunakan dalam penjualan ini adalah langsung,
tanpa perantara
1.3. Preferensi Konsumen
Konsumen dalam menentukan pembelian
menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhannya. Penentuan pembelian terkadang
dipengaruhi oleh tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk. Preferensi
merupakan indikator suka atau tidak sukanya konsumen terhadap produk yang
dikonsumsi .Preferensi
produk pangan memiliki sifat plastis, yaitu mudah dibentuk yang sering terjadi
pada usia muda dan menjadi permanen apabila seseorang sudah memiliki gaya hidup
yang lebih kuat.
Preferensi identik
dengan pemilihan suatu produk yang disukai konsumen. Namun, pada dasarnya
preferensi dan konsep pemilihan memiliki kecenderungan yang berbeda dimana
preferensi menyatakan keadaan pikiran sedangkan konsep pemilihan adalah sebuah
perlakuan atau aksi.Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi, antara lain: keistimewaan bahan produksi
yang dapat dilihat dari bentuk, ukuran, rasa, warna, konsistensi, kemasan,
merek, informasi yang terkandung dalam produk, dan undang-undang yang diperoleh
perusahaan untuk mengeluarkan produk.
Penentuan preferensi
konsumen dapat dilakukan menggunakan analisis Konjoin. Analisis Konjoin adalah
analisis yang digunakan untuk menganalisis preferensi suatu produk dan syarat
atribut yang melengkapinya.
Analisis
Konjoin kemungkinan merupakan salah satu analisis yang berkembang sangat
signifikan dan paling sering digunakan dalam riset pemasaran.
1.4. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menggambarkan keinginan
konsumen untuk memperoleh suatu produk sehingga produsen harus dapat memahami
perilaku konsumen agar dapat memahami apa yang diinginkan oleh konsumen.
1.5.
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Konsumen menentukan
pilihannya terhadap suatu produk didasari oleh faktor-faktor yang mendukung
konsumen membeli produk tersebut. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen antara lain, keluarga, jenis kelamin, usia, pendapatan dan
kelas sosial, budaya, dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1.Keluarga
Kebutuhan dan
pengeluaran sebuah keluarga dipengaruhi oleh jumlah orang yang tinggal bersama,
umur masing-masing orang dalam keluarga, dan berapa orang yang bekerja dalam satu
keluarga, semakin banyak jumlah anggota keluarga pengeluaran konsumsi semakin
banyak.
2.Kelas Sosial
Ada beberapa faktor
yang menentukan kelas sosial seseorang, antara lain: tempat tinggal, kepunyaan,
latar belakang keluarga, interaksi sosial, warisan, dan status .
3.Usia
Kebutuhan dan
kepentingan konsumen berubah seiring bertambahnya usia, semakin bertambah usia
seseorang maka konsumen semakin loyal dan berhati-hati dalam memilih suatu .
4.Jenis Kelamin
Era 60 tahun yang lalu
pria memegang peranan penting dalam keluarga. Pria
dipandang sebagai sosok yang tegas, kuat dan sebagai pencari nafkah, namun di
era modern telah ada kesetaraan gender yang membuat kedudukan pria maupun wanita
sama. Pada era modern lebih dari 80% pengambilan keputusan untuk membeli suatu
produk rumah tangga didominasi oleh wanita karena wanita merupakan pelaku utama
dalam pengambilan .
5.Sosial Budaya
Budaya dapat
mempengaruhi cara pandang seseorang karena tersusun dari kepercayaan dan
nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman seorang konsumen menentukan pilihan.
Budaya merupakan keseluruhan keyakinan, nilai, dan tradisi yang mengarahkan
perilaku konsumen dari anggota masyarakat tertentu.
6.Gaya Hidup
Gaya hidup mengarah
kepada pola konsumsi konsumen bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uangnya,
tetapi dapat juga diartikan sebagai attitude dan nilai yang melekat pada pola perilaku
konsumen.
Psikografik merupakan ukuran kuantitatif gaya hidup yang mengelompokkan
konsumen kedalam berbagai gaya hidup, karakteristik tersebut sangat berperan
penting dalam segmentasi pasar dan penentuan sasaran konsumen.
7.Pengaruh Internal
Prngaruh internal pada
perilaku konsumen antara lain: motivasi, persepsi, atittude, pengetahuan dan
memori. Motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk membeli produk.Persepsi merupakan tanggapan
seseorang terhadap sebuah produk yang mempengaruhi perilaku konsumsi.
Attitude merupakan
salah satu contoh yang memiliki 3 komponen yaitu, kognitif (apa yang
dipikirkan), afektif (apa yang dirasakan), dan konatif (apa yang dilakukan)
konsumen terhadap suatu produk. Pengetahuan dan memori merupakan informasi detail
tentang suatu produk diperlukan dalam penjualan karena konsumen cenderung
membeli suatu produk berdasarkan informasi yang ada diingatannya.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Taman hidroponik merupakan metode penanaman
tumbuhan dengan cara memanfaatkan air sebagai media tanamnya yang diperkaya dengan bagai nutrisi, dengan
metode ini maka akan mempermudah mengendalikan hama dan pencahayaan. usaha tanaman hidroponik menjadi suatu pilihan
bisnis pertanian modern dengan lahan sempit yang menjanjikan.
mulai menjalankan bisnis tanaman hidroponik
Ketika
menjalankan bisnis tanaman hidroponik memang dapat dimulai dengan langkah mudah
dan gampang. Dalam
menjalankan bisnis tanaman hidroponik bisa dijalankan dalam kebutuhan modal
kecil yang mana berkesinambungan usaha tanaman hidroponik bisa dilakukan dengan
segala rumahan menggunakan modal yang tidak
besar.
Pelaku usaha
tanaman bisnis hidroponik
Usaha
tanaman hidroponik ini bisa dan cocok dijalankan oleh semua orang yang ingin
menginginkan usaha pertanian modern menguntungkan tersebut. bagi siapa saja ingin menjalankan bisnis tanaman
hidroponik sangat mudah proses produksi tanaman hidroponik mudah juga laba
menguntungkan
Konsumen tanaman
hidroponik memang tidak sulit,dengan
banyak kelebihan hasil sayur dan buah
dari pertanian hidroponik bisa d jual untuk kebutuhan rumah
tangga,restoran,rumah makan atau pasokan ke supermarket atau pasar.
Lokasi pas untuk bertanam sayuran hidroponik
Dalam
menjalankan usaha hidroponik bisa di lakukan di halaman rumah atau di
pekarangan rumah.
Strategi promosi sayuran hidroponik
Pemasaran usaha
sayuran hidroponik bisa di lakukan dengan membuat tanaman hidroponik yang
terjamin mutunya.usaha ini dapat di jalankan dengan memasarkan ke
tetangga,teman,sahabat,saudara dan lain-lain.
Kekurangan usaha tanaman tanaman hidroponik
Segi kekurangan
bisnis tanaman hidroponik ialah memiki tingkat pesaingan yang tinggi dan
ketat.sehingga dalam berjualan tanaman hidroponik dapat di minimalisir dengan
membuat tanaman hidroponik dengan hias yang berbeda dan terjamin kesegarannya
dalam memenangkan persaingan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
A.nonim.c. 2016. http://analisausaha.org/analisa-bisnis-usaha-hidroponik-cara-memulai-dengan-modal-kecil/ di akses pada 23 agustus 2017.
Porter,
M.E., alih bahasa maulana, A., 1993.
Strategi Bersaing. Terjemahan dari competitive
strategy. Teknik Menganalisis
Industri dan Pesaing. Penerbit Erlangga,
jakarta.
Rosliani, R dan
N.Sumarni. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran
Dengan Teknik Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian
Dan Pengembangan Holtikultura Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.27 hlm.
Untung, O. 2004.
Hidroponik Sayuran Sistem NFT .
Penebar Swadaya. Jakarta.96 hlm